Jumlah penderita diabetes dari tahun ketahun selalu meningkat. Tahun 2030 diperkirakan jumlah penderita diabetes mencapai 21,3 juta jiwa. Sangat disayangkan, banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula tau kencing manis ini.
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar gula di dalam darah tinggi, karena tubuh tak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormone yang dilepaskan oleh sel beta-pankreas, yang bertanggung jawab mempertahankan kadar gula darah yang normal.
Untuk menurunkan kadar gula dalam darah penderita diabetes tipe 1, dilakukan terapi insulin. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di lambung sehingga pemakaian tidak bias melalui peroral. Insulin disuntikan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biaasanya lengan, paha atau dinding perut.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi di bidang kedokteran, berbagai macam metode baru dalam penyembuhan penyakit semakin terungkap, salah satunya adalah metode transplantasi sel stem (stem cell). Sel stem adalah sel yang tidak atau belum terspesialisasi dan mempunyai 2 sifat:
1. Berkemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Dalam hal ini sel stem mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas dan lain-lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
Berdasarkan asalnya stem cell embrionik, dan set stem dewasa. Sel stem embrionik adalah sel tunas yang diisolasi dari bagian inner cell mass (ICM) blastosis dan bias berdeferensiasi jadi semua jenis sel. Adapun sel stem dewasa adalah sel tunas yang diisolasi dari jaringan dewasa seperti sumsum tulang atau darah, dan dapat memperbanyak diri, tetapi kemampuan diferensiasinya terbatas jadi jenis sel tertentu.
Minat terhadap stem cell atau sel induk meningkat dalam beberapa decade terakhir ini. Hal itu disebabkan karena potensi stem cell yang sangat menjanjikan untuk terapi berbagai penyakit termasuk diantaranya adalah penyakit diabetes.
Respirasi Sel Beta Pankreas
Pada awalnya kira-kira 10 tahun yang lalu, transplantasi organ pancreas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan penderita diabet terhadap injeksi insulin. Tetapi pada kenyataannya hanya 8% transplantasi sel beta pancreas yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya , sehingga diperlukan sejumlah besar steroid. Padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, kian besar pula kebutahan metabolic pada sel penghasil insulin.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. Di kanada, berhasil membuat protocol transplantasi sel beta-pankreas dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan sebelumnya.
Pada penelitian tersebut 100% pasien yang diterapi transplantasi sel beta pancreas tidak memerlukan terapi injeksi insulan lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi.
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar gula di dalam darah tinggi, karena tubuh tak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormone yang dilepaskan oleh sel beta-pankreas, yang bertanggung jawab mempertahankan kadar gula darah yang normal.
Untuk menurunkan kadar gula dalam darah penderita diabetes tipe 1, dilakukan terapi insulin. Pemberian insulin hanya dapat dilakukan melalui suntikan, insulin dihancurkan di lambung sehingga pemakaian tidak bias melalui peroral. Insulin disuntikan dibawah kulit kedalam lapisan lemak, biaasanya lengan, paha atau dinding perut.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi di bidang kedokteran, berbagai macam metode baru dalam penyembuhan penyakit semakin terungkap, salah satunya adalah metode transplantasi sel stem (stem cell). Sel stem adalah sel yang tidak atau belum terspesialisasi dan mempunyai 2 sifat:
1. Berkemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Dalam hal ini sel stem mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas dan lain-lain.
2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
Berdasarkan asalnya stem cell embrionik, dan set stem dewasa. Sel stem embrionik adalah sel tunas yang diisolasi dari bagian inner cell mass (ICM) blastosis dan bias berdeferensiasi jadi semua jenis sel. Adapun sel stem dewasa adalah sel tunas yang diisolasi dari jaringan dewasa seperti sumsum tulang atau darah, dan dapat memperbanyak diri, tetapi kemampuan diferensiasinya terbatas jadi jenis sel tertentu.
Minat terhadap stem cell atau sel induk meningkat dalam beberapa decade terakhir ini. Hal itu disebabkan karena potensi stem cell yang sangat menjanjikan untuk terapi berbagai penyakit termasuk diantaranya adalah penyakit diabetes.
Respirasi Sel Beta Pankreas
Pada awalnya kira-kira 10 tahun yang lalu, transplantasi organ pancreas diharapkan dapat mengurangi ketergantungan penderita diabet terhadap injeksi insulin. Tetapi pada kenyataannya hanya 8% transplantasi sel beta pancreas yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya , sehingga diperlukan sejumlah besar steroid. Padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, kian besar pula kebutahan metabolic pada sel penghasil insulin.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. Di kanada, berhasil membuat protocol transplantasi sel beta-pankreas dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan sebelumnya.
Pada penelitian tersebut 100% pasien yang diterapi transplantasi sel beta pancreas tidak memerlukan terapi injeksi insulan lagi dan gula darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar